Sahabat Berbagi Ilmu, kali ini kami akan mencoba membagikan artikel tentang Sejarah Masa Kekuasaan Daendels di Indonesia tepatnya di Batavia, kisah Daendels inipun menjadi menarik ketika ada pertentangan sumber informasi sejarah yang ada pada saat ini, semoga bermanfaat.
SEJARAH
MASA
PEMERINTAHAN DAENDELS
Lahir di Hattem
(Republik Belanda) pada 21 Oktober 1762 Meester in de Rechten Herman Willem
Daendels lebih dikenal dengan Dandels di Indonesia, merupakan salah satu bangsa
Belanda yang banyak berperan dalam kemajuan bangsa Indonesia pada jaman itu.
Pada masanya Belanda
sedang berada dibawah kekuasaan Prancis, pada satu peristiwa tahun 1780 hingga
1787 Daendels bergabung dengan kumpulan pemberontak di Belanda dan kemudian dia
melarikandiri ke Prancis, pada saat pelariannya di Prancis itulah Dandels
menyaksikan langsung peristiwa revolusi Prancis dan pasca revolusi Prancis
Daendels bergabung dengan pasukan Batavia yang menganut faham Republikan, dan
dipasukan tersebut Daendels dan bergabung dengan Tentara Republik Batavia
dengan pangkat Letnan – Jenderal, pada tahun 1795 bersama dengan Tentara
Republik Batavia Daendels masuk ke Belanda sebagai kepala dari unitaris dan
dengan posisinya tersebut Dendels sendiri berperan dalam penyusunan
Undang-undang Dasar Belanda yang Pertama, bahkan dia menggunakan wewenangnya
dengan mengintervensi secara Militer atas keputusannya hingga 2 kali.
Pada saat itu Inggris
dan Rusia melakukan invasi di provinsi Noord-Holland, akibatnya Daendels
dianggap tidak tanggap atas invasi tersebut dan berakibat pada di kritiknya
Daendels oleh berbagai pihak di Belanda pada saat itu, dan kejadian tersebut
membuat Daendels kecewa dan mengundurkan diri dari ketentaraannya pada tahun
1800, dan ia memutuskan untuk pindah ke Heerde, Gelderland. Namun pada tahun
1806 Daendels dipanggil oleh Raja Belanda ketika itu (Raja Louis Koning
Lodewijk) untuk memintanya berbakti kembali di tentara, dan dia diperitahkan
untuk mempertahankan provinsi Friesland dan Groningen dari gangguan Rusia, dan
Daendeles berhasil menjalankan tugas itu dengan baik, sehingga pada 28 Januari
1807 kaisar Napoleon Bonaparte menugaskan beliau untuk menjadi Gubernur-Jenderal
di Hindia Belanda menggantikan Gubernur-Jenderal Albertus Wiese.
Daendels menuju Batavia
melalui kepulauan Canaria, dan tiba di Batavia pada 5 Januari 1808, tugas utama
Daendels pada waktu itu adalah melindungi pulau jawa dari invasi Inggris, dan
pada waktu itu Jawa adalah satu-satunya koloni Belanda dan Prancis yang belum jatuh ke tangan
Inggris, pada waktu itu Inggris berusaha keras untuk merebut pulau Jawa dari
Belanda, beberapa kali Inggris melakukan profokasi untuk merebut pulau Jawa dari
Belanda hingga pada akhirnya di gersik armada kecil Inggris berhasil memblokade
jalur laut walau hanya dalam waktu yang singkat blockade itu berujung pada
pembongkaran pertahanan meriam di Gersik, dan Daendels menyadari keadaan ini,
keadaan dimana pasukan Belanda tidak akan mampu bila dipaksa untuk berhadapan
dengan pasukan Inggris, dan pada akhirnya keadaan tersebut membuat Daendels
berusaha mempercepat usaha dalam menyelesaikan misinya.
Usaha-usaha pertama
dari Daendels diantaranya adalah mengisi pasukan tentara Belanda dengan
orang-orang pribumi, hal ini dilakukan untuk menambah kekuatan dari pasukan
tentara Belanda di Pulau Jawa, iapun membangun rumah sakit dan tangsi militer
diberbagai tempat guna mendukung kesehatan dari para tentaranya. Dan di
Semarang ia membangun pabrik meriam, juga di Batavia ia membangun sekolah
militer, ditambah lagi di Surabaya ia membangun sebuah pabrik senjata.
Bangunan-bangunan yang kurang potensial dihancurkan oleh Daendels Seperti
kastil di Batavia diganti dengan benteng di Meester Cornelis (jatinegara), di
Surabaya juga dibangun benteng Lodewijk, dan proyek utamanya adalah membangun
jalan raya Pos, yang dibangun waktu itu sebagai sarana pendukung dari
percepatan mobilisasi militer.
Daendels bersikap keras
terhadap raja-raja di Jawa, raja-raja di Jawa dipaksa untuk mengakui raja
Belanda sebagai rajanya, dan keistimewaan-keistimewaan para rajapun tidak di
indahkan lagi, hal ini yang membuat para raja di Jawa menyimpan dendam kepada
Daendels.
Pada mei 1808
pembangunan infrastruktur mulai digerakan oleh Daendels, terutama pembangunan
jalan, Daendels membangun jalan dari Buitenzorg menuju Cisarua, dan dilanjutkan
sampai ke sumedang hingga Karangsambung, altileri dan meriampun di kerahkan
untuk menghancurkan bukit-bukit cadas yang menjadi penghalang, seperti di Sumedang yang sekarang lebih
dikenal dengan sebutan cadas pangeran, pelaksanaan pembangunan jalan ini pun
dibantu oleh Pangeran Kornel dan Pasukan Zeni Brigadir Jenderal Von Lutzow.
Setelah proyek jalan
tersebut sampai di Karangsambung pada bulan Juni 1808 dana dari proyek tersebut
habis dan total dana 30.000 Gulden yang disediakan untuk membayar tenaga
kerjapun habis, pada akhirnya pertengahan juli 1808 di Semarang Daendels
mengumpulkan para bupati di sepanjang pantau utara Jawa, dalam kesempatan
tersebut Daendels mengungkapkan bahwa pembangunan jalan tersebut bukan
semata-mata untuk medukung kegiatan militer saja namun jalan tersebut juga
merupakan sarana pendukung peningkatan kegiatan ekonomi masyarakat dan Daendels
berharap agar pembangunan jalan tersebut harus dilanjutkan. Para Bupatipun
diperintahakan untuk menyediakan para pekerja dan sebagai upah untuk para
pekerja tersebut maka para pekerja tersebut dibebaskan dari tugasnya untuk
bekerja pada para bupati tersebut, dan para Bupati juga harus menyediakan
kebutuhan pangan bagi para pekerja tersebut. Dan dari hasil kesepakatan
tersebut proyek pembangunan jalanpun dilanjutkan dari Karangsambung hingga
Cirebon, dan pada Agustus 1808 pembangunan jalan telah sampai di pekalongan,
dan jalanpun terintegrasi dengan jalan yang sudah ada sebelumnya yaitu jalan
Pekalongan hingga Surabaya yang telah dibangun terlebih dahulu oleh Gubernur
Pantai Timur Laut Jawa Nicolaas Engelhard pada tahun 1806 yang pada masa
Gubernur Pantai Timur pembangunan jalan tersebut digunakan sebagai sarana untuk
membawa pasukan Madura ke Cirebon dengan tujuan untuk menumpas pemberontakan Bagur
Rangin Cirebon.
Usaha Daendels dalam
mebangun jalan ini menjadi perdebatan terutama bagi orang-orang yang pernah
sakit hati dan dipecat oleh Daendels, terjadi kontrofersi sejarah dalam hal
ini, pejabat-pejabat Belanda yang tidak menyukai Prancis namun dipaksa untuk
tetap setia pada dinasti Oranje yang telah melarikan diri ke Inggris menjadi
salah satu sandungan bagi Daendels, walau mereka tidak bisa berbuat banyak
karena bila berusaha menentang Daendels berarti akan berakhir dengan pemecatan
atau bahkan hukuman, salah satu senjata mereka adalah dengan membuat
catatan-catatan pemutar balikan fakta, pejabat-pejabat tersebut diantaranya
adalah Prediger (Residen Manado), Nicolas Engelhard (Gubernur Pantai Timur
Jawa) dan Nederburgh (bekas Pemimpin Hooge Regeering), mereka dipecat dan
dikembalikan ke eropa, namun mereka membuat laporan-laporan yang menyatakan
keburukan-keburukan Daendels, mereka menuduh Daendels Korupsi, menyatakan bahwa
pekerjaan pembangunan jalan dilaksanakan dengan kerja rodi (tanpa upah), dan
meminta banyak korban jiwa, tanpa mengulas efek baik dari pembangunan jalan tersebut,
diantara mereka yang mebuat laporan adalah Peter Engelhard Minister Yogya, F.
Waterloo Prefect Cirebon, F. Rothenbuhler (Gubernur Ujung Timur Jawa), yang
menjadi janggal dari pernyataan mereka diantaranya adalah:
1. Pembangunan
jalan dilaksanakan dari Anyer dan Panarukan, pada kenyataannya jalan di Anyer
sudah ada terlebih dahulu sebelum Daendels datang.
2. Pekerjaan
dilakukan dengan sistem Rodi dan tanpa imbalan, kenyataannya para pekerja
mendapatkan imbalan, sehingga biaya gaji pekerja menjadi membengkak dan habis
sebelum jalan rampung dikerjakan.
3. Tidak
pernah menyebutkan manfaat dari pembangunan jalan yang telah dibangun Daendels
kepada pemerintah Belanda pada waktu itu.
Dari hal-hal di atas
maka ada beberapa kejanggalan yang terlihat, mengapa ada dua pendapat yang
berbeda? Pada dasarnya sejarah Indonesia lebih banyak mendapatkan informasi
dari data-data yang didapat dari Belanda, dan ternyata informasi-informasi yang
menjadi sumber dari data tersebut meru[akan informasi yang sarat dengan muatan
kepentingan dan politik, dan Daendels sendiri sebenarnya lebih banyak
melaporkan setiap hasil kerjanya kepada Prancis dan bahkan langsung melaporkan
hasil kerjanya kepada Napoleon, dan laporan-laporam Daedels kepada pemerintah
Belanda melalui pejabat yang setia kepadanya (seperti J.A. Van Braam, Minister
Surakarta) tidak pernah ditemukan di data kearsipan sejarah Belanda, sehingga
wajar apabila informasi yang falid sulit didapatkan dan hanya ada di data
kearsipan di Prancis.
Dan manfaat lain dari
hasil pembangunan jalan ini diantaranya adalah:
1. Jarak
tempuh Surabaya – Batavia menjadi lebih singkat, yang sebelumnya 40 hari
menjadi 7 hari melaluai jalur Sumedang.
2. Hasil
produk kopi dari pedalaman Priangan semakin mudah di distribusikan, kopi di
angkut ke pelabuhan Cirebon dan Indramayu, sebelumnya kopi-kopi ini hanya
menumpuk dan membusuk di gudang-gudang kopi Sumedang, Limbangan (Garut), Cisarua
dan Sukabumi.
3. Penyampaian
pesan melalui jasa pengiriman surat menjadi lebih cepat, inipula yang kemudian
dikelola menjadi dinas pos yang diprakarsai oleh Daendels.
4. Daendels
telah memangkas jalur birokrasi yangberbelit-belit dan mengurangi korupsi,
walau dia sendiri dilaporkan melakukan korupsi oleh para rifalnya.
Pernyataan-pernyataan negatif
tentang Daendels di Belanda sangat bertentangan dengan tanggapan pihak Prancis,
Napoleon Bonaparte sangat apresiatif dengan hasil kerja Daendels, dan pada akhirnya
Daendelspun di panggil pulang oleh Napoleon dengan banyak pertimbangan,
terutama rencana penyerangan ke Rusia, Napoleon mempercayakan pasukan dari Duke
Of Wurttemberg yang teridiri dari 30.000 tentara kepada Daendels dengan
penganugerahan pangkat Konlonel Jenderal kepada Daendels, yang dikemudian hari
kesatuan ini terlibat dalam penyerangan ke Rusia pada 22 Juni 1812. Dan Daendels
yang didaulat sebagai pemimpin pasukannya pada waktu itu.
Hasil Kerja Daendels
selama ada di Batavia diantaranya adalah:
1. Daendels
berhasil mempengaruhi Mangkunegara II untuk membentuk pasukan (Legiun
Mangkunegara) dengan jumlah pasukan sekitar 1,150 prajurit, prajuritnya sendiri
terdiri dari orang-orang pribumi.
2. Untuk
memangkas birokrasi yang panjang maka Daendels membagi Pulau Jawa menjdai 9
prefektur dan 31 kabupaten, dan setiap prefektur dikepalai oleh seorang Residen
“Prefek”
3. Para
bupati dijadikan sebagai pegawai pemerintah Belanda, dan diberi pangkat sesuai
dengan peran dan kemampuannya.
4. Daendels
selama bertugas di Indonesia mencoba untuk membantuk 3 jenis pengadilan, yaitu
pengadilan untuk pribumi, pengadilan untuk orang-orang Eropa,
5. Dengan
dibangunnya jalan jalur selatan maka lalulintas pertahanan keamanan serta
perekonomian menjadi berkembang pesat, industry-industri tumbuh subur
disepanjang jalur tersebut, seperti di Gersik dan semarang.
6. Dewan
pengawas Keuangan Negara “Algemene Rekenkaer” sangat berperan aktif dalam
memberantas korupsi.
7. Mengeluarkan
uang kertas, serta memperbaiki gaji pegawai. (fersi data dari dokumen Prancis).
Hal-hal negatif selama
Daendels berkuasa di Batavia:
1. Pelanggaran
terhadap tradisi penghormatan kepada raja-raja di Jawa.
2. Masih
membiarkan sistem perbudakan berlangsung.
3. Meningkatkan
pajak pada penghasilan yang sudah lama di terapkan VOC, dan bahkan pada masa
Daendels nilai pajak ditambah.
4. Sifat
Daendels yang keras mengakibatkan banyak orang yang menentangnya.
Daendels diakhir hayatnya masih mengabdikan dirinya untuk berbagai usaha kemakmuran dengan cara dan fersinya sendiri, walau penuh dengan pertentangan dan menjadi bagian dari misteri sejarah namun peran Daendels pada dasarnya disadari maupun tidak disadari telah berpengaruh pada perjalanan sejarah bangsa ini, dan Daendels sendiri wafat pada 2 mei 1818 diusia 55 tahun di Elmina, Elmina sendiri adalah sebuah kota yang terletak di pesisir Ghana - Afrika Barat.
AJO_QQ poker
ReplyDeletekami dari agen poker terpercaya dan terbaik di tahun ini
Deposit dan Withdraw hanya 15.000 anda sudah dapat bermain
di sini kami menyediakan 7 permainan dalam 1 aplikasi
- play aduQ
- bandar poker
- play bandarQ
- capsa sunsun
- play domino
- play poker
- sakong
di sini tempat nya Player Vs Player ( 100% No Robot) Anda Menang berapapun Kami
Bayar tanpa Maksimal Withdraw dan Tidak ada batas maksimal
withdraw dalam 1 hari.Bisa bermain di Android dan IOS,Sistem pembagian Kartu
menggunakan teknologi yang mutakhir dengan sistem Random
Permanent (acak) |
Whatshapp : +855969190856