PENDAHULUAN
I.A. Latar Belakang
Pengelolaan kelas menjadi satu hal yang
sangat penting, dalam sistem belajar mengajar, kemampuan pengelolan kelas
tentunya harus dimiliki oleh seorang pengajar, dalam pengelolaan kelas tentunya
seorang guru memegang peranan penting terlaksananya pengelolaan kelas yang
baik.
Seperti istilah Guru adalah orang yang
harus di gugu dan ditiru, tentunya istilah ini bukanlah istilah yang sekedar
pepesan kosong, seorang guru harus bisa menjadi seorang yang layak di gugu
(diikuti perintahnya) dan ditiru, ini selaras dengan dasar pemahaman prinsip
pengelolaan kelas, seorang guru harus dapat menguasai dan mengendalikan
kelasnya, sehingga pemahaman akan prinsip-prinsip pengelolaan kelas menjadi
sangat penting untuk di fahami dan dikuasai oleh seorang guru.
Dengan memahami cara pengelolaan kelas
maka diharapkan para peserta didik dapat maksimal menerima ilmu yang
disampaikan oleh gurunya, dan guru diharapkan dapat maksimal menyampaikan ilmu
kepada anak didiknya.
Perinsip-prinsip pengelolaan kelas bukan
hanya untuk di fahami saja, namun lebih daripada itu, selain di ketahui dan di
fahami oleh seorang guru maka prinsip-prinsip pengelolaan kelas inipun harus di
praktekan oleh seorang guru dalam melaksanakan kegiatan mengajar di dalam kelas.
Dengan begitu besarnya manfaat dari pemahaman
akan prinsip-prinsip pengelolaan kelas dan pendekatannya, maka penulis akan
membahas hal tersebut pada makalah yang penulis susun kali ini.
I.B. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut:
- Memahami tentang prinsip-prinsip pengelolaan kelas dan pendekatannya.
- Memahami manfaat dari prinsip-prinsip pengelolaan kelas
I.C. Ruang Lingkup Bahasan
Ruang
lingkup bahasan dalam makalah ini adalah:
- Pengertian prinsip pengelolaan kelas.
- Prinsip-prinsip dalam pengelolaan kelas dan pendekatannya.
- Manfaat penerapan prinsip-prinsip pengelolaan kelas.
BAB II
PEMBAHASAN
II.A. Pengertian Prinsip
Pengelolaan Kelas
Kata pengelolaan sendiri memiliki
persamaan arti dengan manajemen, didalam kamus umum bahasa Indonesia (1958:412)
disebutkan bahwa pengelolaan berarti penyelenggaraan, berdasarkan pada
perbandingan asal kata pengelolaan yang berarti manajemen maka dapat kita
simpulkan bahwa, pengelolaan adalah kegiatan penyelenggaraan atau pengurusan
agar sesuatu yang di kelolah dapat berjalan dengan lancar, efektif dan efesien,
pengelolaan juga diartikan sebagai kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh
suatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan kegiatan orang lain (Oemar hamalik
1986:18).
Pengelolaan kelas merupakan kemampuan
dari seorang guru untuk mengendalikan kondisi kelas yang kondusif dan sesuai
dengan harapan dan peraturan sistem pengajaran yang baik, banyak sekali
permasalahan dan kendala yang dihadapi oleh seorang pengajar dalam melaksanakan
kewajibannya mengajar di dalam kelas, dan permasalahan-permasalahan tersebut
tentunya harus di tangani oleh seorang pengajar, masalah-masalah tersebut
muncul dari dalam maupun luar pribadi pengajar tersebut, dan untuk menangani
permasalahan-permasalahan tersebut maka seorang pengajar harus memahami cara
mengelola kelas.
Cara mengelola kelas ini meliputi cara
mengatur peserta didik, serta cara mengatur pendidik itu sendiri, dan objek
dari pengelolaan kelas ini sudah tentu adalah guru dan siswa, dimana guru
sebagai pengendali dan siswa sebagai objek yang dikendalikannya.
Permasalahan saat mengajar di dalam
kelas bukanlah suatu masalah yang ringan, terutama bagi para guru pemula,
banyak msalah yang muncul saat mengajar di dalam kelas, msalah yang muncul dari
peserta didik itu sendiri bersumber dari 2 sumber yaitu:
1. Sumber
Internal peserta didik
Masalah internal
peserta didik adlah masalah yang muncul dari pribadi peserta didik itu sendiri,
masalah yang bersumber dari internal peserta didik biasanya merupakan
permasalahan sifat, emosi, pikiran dan prilaku dari peserta didik itu sendiri,
dan masalah internal peserta didik ini contohnya adalah kebiasaan seorang
peserta didik yang tidak dapat konsntrasi dalam menerima ilmu, atau peserta
didik yang memiliki kemampuan yang kurang baik dalam menyerap ilmu yang
disampaikan oleh pendidik, tentunya maslaah ini merupakan masalah yang muncul
dari pribadi peserta didik masing-masing.
2. Sumber
Eksternal peserta didik
Sumber ganggauan yang
berasal dari eksternal peserta didik ini
adalah masalah gangguan yang memang muncul dari luar pribadi seorang peserta
didik, bisa jadi dari rekannya sesame pelajar ataupun dari lingkungan dekat
lokasi dimana mereka belajar, contoh masalah yang bersumber dari eksternal
peserta didik diantaranya adalah malasah rekan peserta didik lainnya yang
senang mengganggu konsentrasi siswa lainnya, ataupun contoh lainnya adalah
lingkungan di sekitar tempat berlangsungnya kegiatan belajar mengajar merupakan tempat yang ramai
sehingga siswa yang sedang menerima pelajaran menjadi tergnggu karena sulit
konsntrasi dalam belajar akibat dari ramai atau berisiknya lingkunan di sekitar
kelas.
Untuk
menangani berbagai masalah yang muncul tersebut maka pengelolaan kelas menjadi
salah satu hal yang menentukan dalam suksesnya target dari kegiatan belajar
mengajar.
Masalah-masalah
dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar sulit untuk di tangani namun bukan
hak yang mustahil untuk menangani permasalah-permasalahan ini.
Dari
uraian di atas maka dapat kita simpulkan secara sederhana bahwa pedoman sebagai
usaha pengelolaan kelas atau prosedur yang teratur (termanage) dalam
melaksanakan penguasaan kelas, sedangkan
pendekatannya mengandung makna cara-cara alternatif yang dapat dilaksanakan
dalam usaha pengelolaan kelas.
Dan secara
spesifik pengelolaan kelas berarti hal-hal yang dapat dijadikan pedoman saat
melaksanakan kegiatan belajar mengajar, hingga dengan melaksanakan pedoman
pengelolaan kelas tersbut diharapkan seorang pendidik dapat melaksanakan
kegiatan mengajarnya dengan efektif, efisien dan lebih terarah.
II.B. Prinsip-prinsip dalam
pengelolaan kelas dan pendekatannya
Salah satau hal yang harus dimiliki oleh
seorang guru adalah keterampilan dalam pengelolaan kelas, banyak guru yang
cerdas dan benar-benar menguasai setiap materi dalam studinya namun menjadi
sia-sia kala guru tersebut tidak memiliki keterampilan dalam mengelola kelas,
dan untuk mewujudkan keterampilan dalam pengelolaan kelas maka seorang guru
seharusnya faham tentang prinsip-prinsip pengelolaan kelas dengan pelaksanaan
pendekatannya.
Seperti yang telah penulis bahas
sebelumnya bahwa prinsip-prinsip dalam pengelolaan kelas menjadi salah satu hal
yang penting untuk di ketahui dan dilaksanakan oleh seorang pengajar, peran
serta guru dalam mengendalikan kelasnya menjadi sangat penting dalam
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, terwujudnya suasana belajar yang
kondusif semuanya berawal dari peran serta guru, dan untuk mewujudkan hal
tersebut maka seorang guru harus mengetahui dan memahami serta melaksanakan
prinsip-prinsip pengelolaan kelas dan pendekatannya.
Prinsip pengelolaan kelas erat kaitannya
dengan tingkat kedewasaan dan pola fikir seorang guru, dan tingkat kematangan
berfikir dan kedewasaan seorang guru jelas menjadi penentu karena yang dihadapi
seorang guru adalah sekumpulan orang-orang yang tingkat kedewasaannya
seharusnya tidak lebih dari gurunya, sehingga tingkat kedewasaan berfikir dan mental
seorang guru adalah hal pertama yang harus di persipakan sebelum seorang guru
turun mengajar, dan jangan sampai anak didiknya memiliki tingkat kedewasaan
berfikir melebihi gurunya, namun bukan berarti tingkat kedewasaan guru ini
menimbulkan garis yang tebal antara guru dan anak, sehingga seorang anak
menjadi takut pada gurunya dalam artian yang berbeda, segan bukan berarti
takut, seorang guru hrus di segani dan bukan ditakuti, sehingga seorang guru
tidak perlu galak di kelas hanya untuk disegani oleh siswanya.
Kondisi dan pola belajar yang hangat,
interaktif, nyaman dan efektif merupakan salahsatu keadaan kegiatan belajar
yang diharapkan oleh guru maupun siswanya, dan untuk mewujudkan hal tersebut
maka pola pendekatan guru terhadap anak hrus dilaksanakan, dan adapun prinsip-prinsip
pengelolaan kelas dan pola pendekatan-pendekatan yang diharapkan tersebut
diantaranya:
1. Hangat,
akrab dan antusias.
Kondisi
bekajar yang hngat, akrab merupakan salah satu kondisi yang diharapkan oleh
guru maupaun siswa, guru yang mengajr dengan hangat dan akrab akan memicu
antusiasme murid untuk belajar dan menyimak apa yang disampaikan oleh gurunya,
namun demikian hangat dan akrabnya antara guru dan siswa sendiri tentunya harus
diimbangi dengan menjaga etika antara guru dan siswa.
2. Tantangan
yang terukur.
Adanya
tantangan yang terukur dan sesuai dengan kurikulum dapat memunculkan gairah
belajar yang lebih kuat pada diri siswa, dengan adanya tantangan inipun akan
mematangkan materi yang disampaikan oleh guru kepada siswanya, serta tantangan
inipun dapat menjadikan seorang siswa jauh lebih matang dalam mengolah
pikrannya, namun tantangan itu sendiri harus terukur dan tidak ngawur serta
tentunya sesuai dengan bahasan dalam pengajaran yang disampaikan.
3. Bervariasi.
Pola
pendekatan mengajar yang bervariasai cukup membantu kondusifitas dan efisiensi
dalam kegiatan mengajar, variasi dalam mengajar ini akan membuat siswa didik
tidak merasa jenuh saat mengikuti kegiatan belajar mengajar.
4. Interaktif.
Pola
didik yang interaktif menjadikan suasana belajar mengajar menjadi lebih hidup,
dalam kegiatan belajar mengajar yang interaktif menjadikan siswa berperan aktif
dalam kegiatan belajar mengajar, dalam hal ini siswa tidak ahnya mendengar dan
menyimak namun dituntut untuk berperan aktif dalam pembahasan materi, dan
dengan pola interaktif ini akan menjadikan siswa jauh lebih faham pada materi
dan juga merasa lebih dihargai.
5. Fleksibelitas/keluwesan.
Dalam
pendekatan pengelolaan kelas salah satu upayanya adalah keluwesan atau sifat
fleksibel dari seorang guru, dalam hal ini guru dituntut untuk mengajar dengan
luwes dan tidak kaku, guru menjadikan suasana kelas yang nyaman, dan gurupun
memberika kesempatan kepada siswanya untuk menyampaikan pendapatnya, sehingga
sesuai dengan poin sebelumnya yaitu interaktif akan terwujud dengan baik.
6. Menekankan
pada hal yang positif.
Peran
serta guru disini menjadi sangat penting, dalam kegiatan mengajar guru harus
dapat mengarahkan siswa pada hal yang positif, baik sikap positif, tindakan
positif, maupun pola fikir yang positif, ketika siswa diprediksa akan berfikir
negatif pada satu bahasan materi maka sudah menjadi kewajiban dari seorang guru
untuk mengarahkan siswa baik secara berfikir, bersikap maupun bertindak pada
hal yang positif, sehingga manfaat ilmu yang mereka dapat merupakan ilmu yang
bermanfaat.
7. Penanaman
disiplin.
Penanaman
disiplin menjadi salah satu kunci dari pendekatan pengelolaan kelas, penanaman
disiplin harus dimulai dari pengajar terlebih dahulu, seorang guru harus lebih
disiplin daripada siswanya, dengan menunjukan kedisiplinan dari seorang guru
maka siswapun akan menjadi segan, dan setiap ucapan ataupun tindakan dari
gurunya akan lebih berpengaruh dan lebih di dengar oleh siswanya.
Dalam
buku “administrasi pendidikan” (1969) Menurut L.Gulick (seorang ahli dari
Amerika Serikat) mengatakan bahawa ada 7 unsur administrasi diantaranya:
1. Planning
(pererncanaan)
2. Organizing
(pengorganisasian)
3. Staffing
(kepegawaian)
4. Directing
(pengarahan)
5. Coordinating
(pengkoordinasian)
6. Controling
(Pengawasan)
7. Reporting
(Pelaporan)
Dengan pelaksanaan
dan pemahaman pada prinsip-prinsip pengelolaan kelas yang baik maka diharapkan
target utama dari pelaksanaan pendidikan dapat sesuai dengan harapan, dan
tentunya dalam hal ini siswa didik beserta guru menjadi objek dan sekaligus
subjek.
II.C. Manfaat penerapan
prinsip-prinsip pengelolaan kelas
Masalah pengelolaan kelas bukan
merupakan hal yang ringan, aka nada banyak tantangan yang dihadapi dalam
pelaksanaan pengelolaan kelas, masalah yang muncul dari dalam maupun dari luar
lingkungan kelas, namun demikian pemahaman dan pengelolaan serta pelaksanaan
prinsip-prinsip pengelolaan kelas tetaplah menjadi hal yang sangat penting
untuk dilaksanakan karena banyak manfaat didalamnya.
Menurut Thomas Gordon (1990:29),
mengatakan bahwa hubungan antara guru dan siswa dianggap baik apabila memiliki
prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Keterbukaan.
Dalam hal ini guru dan
siswa saling terbuka dalam menyampaikan pendapat maupun dalam menerima ilmu
yang positif.
2. Tanggap.
Seorang guru harus tanggap,
mau menerima masukan dari siswa selama masukan tersebut baik dan benar, dan
tidak egois.
3. Saling
ketergantungan.
Guru dan siswa secara
langsung maupun tidak langsung akan merasa saling ketergantungan, dalam hal ini
secara sederhana bisa kita lihat, guru tidak mungkin mengajar apabila tidak ada
siswa yang di ajarnya, demikian pula sebaliknya.
4. Kebebasan.
Kebebasan disini dalam
artian kebebasan yang diatur dengan etika dan tatatertib yang berlaku
dilingkungan sekolah, kebebasan ini meliputi kebebasan berpendapat, kebebasan
berfikir dan kebebasan menyampaikan ide-ide.
5. Saling
memenuhi kebutuhan.
Pada fase saling mememnuhi
kebutuhan maka kedua belah pihak baik guru maupun siswa akan saling menerima
keuntungan, kebutuhan guru untuk dapat diterima segala ilmu yang disampaikannya
akan terpenuhi demikian pula kebutuhan siswa akan ilmu pengetahuan akan
tercukupi.
Pengetahuan tentang prinsip-prinsip
pengelolaan kelas tentunya memiliki banyak manfaat, dan manfaat ini akan terasa
apabila seorang guru dapat memahami dan melaksanakan pendekatan-pendekatan
prinsip engelolaan kelas, dan berikut adalah beberapa manfaat dari penerapan
prinsip-prinsip pengelolaan kelas, diantaranya:
1. Kondisi
kegiatan belajar mengajar lebih kondusif.
2. Kondisi
belajar mengajar lebih efektif.
3. Siswa
lebih mudah mencerna pelajaran yang disampaikan oleh guru.
4. Guru
lebih mudah menguasai kondisi kelas.
5. Memupuk
sifat mandiri pada siswa.
6. Terjalin
kerjasama yang baik antra guru dan siswa.
7. Guru
dan siswa secara disadari ataupun tidak disadari akan menjadi lebih akrab.
BAB
III
PENUTUP
III.A.
Kesimpulan
Pengelolaan
kelas merupakan kemampuan dari seorang guru untuk mengendalikan kondisi kelas
yang kondusif dan sesuai dengan harapan dan peraturan sistem pengajaran yang
baik, banyak sekali permasalahan dan kendala yang dihadapi oleh seorang
pengajar dalam melaksanakan kewajibannya mengajar di dalam kelas, dan
permasalahan-permasalahan tersebut tentunya harus di tangani oleh seorang
pengajar, masalah-masalah tersebut muncul dari dalam maupun luar pribadi
pengajar tersebut, dan untuk menangani permasalahan-permasalahan tersebut maka
seorang pengajar harus memahami cara mengelola kelas.
III.B.
Saran
Masalah
pengelolaan kelas bukan merupakan hal yang ringan, aka nada banyak tantangan
yang dihadapi dalam pelaksanaan pengelolaan kelas, masalah yang muncul dari
dalam maupun dari luar lingkungan kelas, namun demikian pemahaman dan
pengelolaan serta pelaksanaan prinsip-prinsip pengelolaan kelas tetaplah
menjadi hal yang sangat penting untuk dilaksanakan karena banyak manfaat
didalamnya.
mari gabung bersama kami di Aj0QQ*c0M
ReplyDeleteBONUS CASHBACK 0.3% setiap senin
BONUS REFERAL 20% seumur hidup.